Ketahui Fakta dan Mitos tentang Mie Instan Demi Menjaga Kesehatan Kita

Hujan yang selalu turun di musim hujan ini, membuat beberapa aktivitas kita menjadi terkendala. Menikmati mie instan kadang menjadi pilihan yang tepat sambil menunggu hujan reda. Namun tak jarang orang menghindari makanan ini karena dinilai kurang sehat bagi tubuh. Memang hal tersebut ada benarnya, namun kita sebaiknya juga perlu memahami fakta dan mitos mie instan dengan benar, demi menjaga kesehatan tubuh kita.

Fakta dan mitos tentang mie instan, fakta mie instan, tips aman makan mie instan

Ada banyak fakta dan mitos tentang mie instan yang sebaiknya kita pahami – Diminimalis.com

Mengapa harus membatasi konsumsi mie instan?

Mie instan mengandung karbohidrat tinggi. Mengkonsumsi mie instan berlebih apalagi jika dicampur dengan nasi putih berpotensi membuat kadar karbohidrat melebihi kebutuhan tubuh. Kalori yang berlebih ini akan ditumpuk oleh tubuh dan menjadi lemak yang mengakibatkan obesitas, stroke dan gangguan jantung.

Karbohidrat yang terkandung di dalam mie instan akan diproses menjadi glukosa atau gula. Glukosa tersebut akan diproses insulin yang dihasilkan pankreas dan dirubah menjadi sumber tenaga. Jika kadar glukosa berlebihan, maka kerja pankreas untuk menghasilkan insulin pun semakin berat dan beresiko mengalami kerusakan. Ketika insulin tidak lagi dapat diproduksi, glukosa akan menumpuk di dalam tubuh dan memicu penyakit diabetes.

Fakta dan mitos tentang mie instan

Di bawha ini kami telah merangkum beberapa fakta dan mitos tentang mie instan yang sebaiknya Anda pahami.

Tentang cup mie instan

Fakta dan mitos tentang mie instan, fakta mie instan, tips aman makan mie instan

Cup mie instan sudah dibuat dengan proses yang aman bagi kesehatan – Diminimalis.com

Bagi para pecinta mie instan dengan kemasan cup, Anda tidak perlu meragukan status keamanan dari styrofoam yang digunakan sebagai kemasan, karena sudah dipastikan bahwa styrofoam itu aman.
Kemasan mie instan cup terbuat dari styrofoam atau expandable polystyrene yang khusus dipergunakan untuk makanan. Styrofoam ini sudah melewati berbagai penelitian dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Kementerian Lingkungan Jepang hingga akhirnya dinyatakan memenuhi syarat sebagai kemasan produk pangan.

Saat diproduksi sebagai kemasan produk pangan, styrofoam ini melalui proses pressing yang begitu ketat dan memenuhi standar. Proses inilah yang membuat molekul-molekuk styrofoam tidak rontok dan akhirnya tidak larut bersama mie instan saat diseduh air panas.

Tentang bumbu mie instan

Banyak orang yang menyarankan untuk tidak merebus mie instan sekaligus dengan bumbunya. Karena merebus mie instan bersamaan dengan bumbunya diatas 120 derajat celcius dapat menyebabkan kanker. MSG (mono Sodium Glutamat) yang terdapat pada bumbu mie instan jika dimasak pada suhu diatas 120 derajat celcius akan berpotensi menjadi karsinogen dan dapat menyebabkan kanker. Karsinogen sendiri adalah ‘produk turunan’ ketika MSG dimasak pada suhu diatas 120 derajat celcius.

Namun sampai saat ini belum ada bukti bahwa dalam MSG yang digunakan pada bumbu mie instan mengandung karsinogen. Dan bagi kita yang ingin memasak mie instan, merebusnya tidak perlu mencapai angka 120 derajat celcius. Titik didih air hanya 100 derajat celcius, bahkan di daerah pegunungan dengan tekanan udara relatif rendah, air mendidih bisa tidak mencapai 100 derajat celcius. Suhu 120 derajat celcius bisa kita dapatkan jika kita memasak dengan tekanan tinggi seperti menggunakan pressure cooker, namun hal tersebut tidak perlu kita lakukan saat ingin memasak mie instan.

Tentang lapiasan lilin

Mie instan mengandung lapisan lilin juga menjadi isu yang sudah lama beredar di kalangan masyarakat. Mitos ini muncul karena salah tafsir mengapa mie instan tidak menempel saat dimasak sehingga menimbulkan dugaan bahwa pada mie instan terdapat lapisan lilin.

Faktanya, mie instan tidak menempel bukan karena lilin, melainkan karena kandungan minyak yang terdapat pada mie yang terlepas ketika dimasak. Dalam proses produksi, mie instan melalui proses deep frying yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dan membuat mie tahan lama. Dari proses inilah, minyak terserap ke dalam adonan mie instan dan akhirnya dikeluarkan pada saat pemasakan.

Disini disimpulkan bahwan mie instan bisa saling tidak melekat satu sama lain bukanlah karena penggunaan zat lilin, melainkan karena adanya kandungan minyak di dalam mie instan.

Tentang air rebusan mie instan

Banyak yang menyarankan supaya saat kita membuat mie rebus, lebih baik membuat kuah sendiri yang bukan berasal dari air rebusan mie instan. Warna kuning yang dihasilkan dari air rebusan tersebut, dianggap mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Karena anggapan inilah banyak yang menyarankan untuk mengganti air rebusan pertama dengan air rebusan yang baru.

Namun kenyataannya, di dalam air rebusan mie justru mengandung zinc, vitamin, zat besi dan betakaroten yang dibutuhkan tubuh. Zat-zat gizi yang terkandung dalam mie instan akan terlarut ke dalam air ketika proses perebusan. Membuang air rebusan pertama dan mengganti dengan air rebusan baru sama saja membuang gizi dan vitamin yang terkandung di dalamnya.

Demikian ulasan kami tentang fakta dan mitos tentang mie instan. Semoga ulasan di atas dapat menambah wawasan pada tentang cara sehat makan mie instan untuk disajikan pada keluarga tercinta. (ls)

lutfi

Menulis seputar properti yang sedang trending di Indonesia. Termasuk ide untuk hunian rumah pribadi dan kadang juga berbagi kiat dan tips terkait ide desain interior rumah.

All Post | Website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *