BERCANDA DENGAN ANAK DI RUMAH, KEBAHAGIAAN YANG TAK TERNILAI

Seberapa seringkah Anda bersama dengan anak Anda, entah sekedar ngobrol ringan atau bercanda? Ataukah Anda tidak pernah bercengkrama atau sekedar bercanda dengan anak – anak Anda karena menganggap sia-sia?

Jika Anda menganggap sia-sia, maka sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam adalah teladan dalam bergaul bersama anak-anak. Rasulullah sering bercanda dengan cucu beliau, bahkan beliau digelantungi oleh cucunya.

Al-Barra radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku melihat Rasulullah digelantungi Hasan,
dan beliau bersabda,

‘Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah ia’.”

(HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).

BERCANDA DENGAN ANAK DI RUMAH BAHAGIA HINGGA DI LUAR RUMAH #rumahkusurgaku - diminimalis.com

BERCANDA DI RUMAH BAHAGIA HINGGA DI LUAR RUMAH #rumahkusurgaku – diminimalis.com

Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat yang dikenal karena ketegasannya, pernah berkata, “Ketika seseorang berada di tengah-tengah keluarganya, hendaklah ia menjadi seperti anak kecil; penuh kasih sayang, bercanda dan bermain-main dengan anaknya.”

Ibnu Hajar menuturkan dalam Fathul Baari (10/425), “Canda gurau dengan perkataan dan perbuatan dengan anak kecil dimaksudkan untuk dekat dan menyatu dengannya.”

Bercanda dengan anak sebagai bentuk pendidikan yang efektif

Para ahli pendidikan dan psikologi anak sepakat bahwa rumah merupakan tempat yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian anak. Dari dalam rumah, prinsip hidup, nilai dan akhlaknya terbentuk. Hal ini disebabkan intensitas keberadaan anak di dalam rumah sangat tinggi. Orang tua hendaknya menyempatkan waktu untuk bermain dan bercanda dengan anak, karena melalui kebersamaan semacam ini, bisa dimasukkan nilai-nilai pendidikan dan pembelajaran kepada anak.

Apa yang diberikan oleh orang tua kepada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, sehingga ia akan menjadi pribadi yang memiliki karakter sejalan dengan bagaimana orang tua dalam mendidiknya. Pepatah menyebutkan, “Anak tumbuh sesuai orang tuanya, sebagaimana pohon selalu tumbuh sesuai akarnya.”

Kualitas dan intensitas komunikasi keluarga mempengaruhi psikologi anak

Majalah Reader’s Digest pernah mengadakan riset dengan hasil bahwa 60% pelajar yang bercengkerama bersama anggota keluarganya minimal empat kali seminggu, adalah pelajar yang bisa diterima dan dihormati dalam masyarakat. Dengan demikian, interaksi sesama anggota keluarga juga akan berpengaruh pada kemampuan anak dalam berinteraksi di masyarakat. Anak yang biasa berinteraksi dengan orang tua dan saudaranya di dalam rumah, ia akan lebih mudah bergaul di lingkungan luar. Anda bisa mulai merancang ruang bermain anak di rumah agar memiliki waktu berkualitas saat bermain dengan anak. Jika ia mudah diterima oleh orang lain, maka ia akan merasakan kebahagiaan.

Kebersamaan antara anak dan orang tua juga akan memberikan dampak yang luar biasa dalam pendidikan anak. Ketika pada jiwa anak telah tertanam kecintaan kepada orang tuanya, maka pengaruh buruk yang datang dari luar, mampu ia tolak dengan bijak. Ia tidak akan mudah dipengaruhi karena ketika mendapatkan sesuatu yang dinilainya tidak tepat, ia akan mengkomunikasikan dengan orang tuanya.

Bercanda dengan anak akan menjadikan anak merasa dekat dengan orang tua. Selain itu, anak juga lebih mudah bersosialisasi di luar rumah, sehingga akan membuatnya bahagia baik di dalam maupun di luar rumah. Namun, hal yang perlu diperhatikan saat bercanda adalah hendaknya orang tua tidak mengeluarkan kata-kata dusta meskipun sekedar untuk bercanda. Pilihlah kata-kata yang baik dan jujur, niscaya canda kita kepada anak akan bernilai kebaikan di sisi Allah. (aa)

Rosul menyayangi cucunya #rumahkusurgaku - diminimalis.com

Rosul menyayangi cucunya #rumahkusurgaku – diminimalis.com

admin

Suka membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, hobi menulis yang jarang bisa menulis. Kini sedang membangun investasi dengan ngumpulin konten buat hiburan saat pensiun. :-)

All Post | Website