MEMBANGUN DISIPLIN DAN KARAKTER ANAK MELALUI ATURAN ATURAN DALAM KELUARGA

Banyak orang tua yang tidak memberlakukan aturan aturan dalam keluarga yang sejatinya sangat penting. Misalnya ketika anak bangun terlambat untuk shalat shubuh, tidak gosok gigi sebelum tidur dan lain-lain.

Padahal jika hal-hal mendasar tersebut dibuatkan aturan bukan tidak mungkin mereka akan jauh lebih disiplin. Disinilah pentingnya membuat aturan dalam rumah untuk ditaati bersama semau anggota keluarga.

Baca:
Perhitungan Biaya Bangun Rumah Minimalis 3 Kamar Cocok Untuk Menyambut Anggota Keluarga Baru

aturan aturan dalam keluarga

MEMBANGUN KARAKTER ANAK, MELALUI PERATURAN DALAM RUMAH #rumahkusurgaku – diminimalis.com

Teladan Rasul Tentang Membuat dan Menaati Aturan aturan dalam Keluarga

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling konsisten terhadap aturan aturan dalam keluarga yang dibuatnya. Sikap konsisten beliau dibuktikan melalui khutbahnya bahwa seandainya Fathimah Radhiyallahu ‘anha, putrinya tercinta, kedapatan mencuri, maka beliau akan memotong tangannya.

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata,
“Seorang wanita dari suku Makhzum pernah meminjam barang, namun ia mengingkarinya. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk memotong tangannya. Keluarga wanita itu memdatangi Usamah bin Zaid untuk meminta keringanan kepada Nabi. Lalu Usamah membicarakan hal itu kepada Nabi.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Wahai Usamah, aku tidak ingin melihatmu memintakan dispensasi berkenaan dengan hukum had yang telah ditetapkan oleh Allah.” Setelah itu beliau berkhutbah, “Sesungguhnya kebinasaan orang-orang sebelum kalian adalah membiarkan orang mulia (bangsawan) yang mencuri tanpa dijatuhi hukuman. Sedangkan jika golongan lemah mencuri, maka ia dijatuhi hukuman potong tangan. Demi (Allah) yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya!”

Demikian seharusnya kesungguhan seorang kepala keluarga dalam menegakkan aturan yang ada di rumah. Ada sikap konsisten untuk menegakkan aturan, sehingga anggota keluarga tidak menyepelekan aturan yang ada.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun aturan keluarga

Sebuah keluarga membutuhkan aturan yang disepakati bersama. Misalnya, menentukan jam bermain, belajar dan beristirahat bagi anak, membersihkan kamar tidur, membereskan mainan, dan sebagainya. Buatlah aturan yang sederhana agar mudah diingat. Aturan yang terlalu panjang akan membuat anak merasa terbebani. Sertakan anggota keluarga dalam membuat aturan, sehingga mereka merasa memiliki aturan tersebut.
Tulislah aturan itu sebagai bentuk keseriusan dengan mempersingkat menjadi tiga hingga lima kalimat. Hal ini ditujukan agar anak mampu mengingat dan mengulangi kalimat tersebut dengan baik. Pilihlah kalimat positif dan usahakan menghindari kalimat negatif. Buat kalimat yang langsung menitikberatkan kepada aturan. Contohnya, “Sholatlah tepat pada waktunya”

Sanksi sebagai salah satu proses mendidik

Ketika aturan dilanggar, maka diperlukan tindakan nyata bagi yang melanggarnya. Hukuman tidak harus berbentuk dimarahi atau dihukum secara fisik. Hukuman yang mendidik harus diutamakan, misalnya berupa nasihat, teguran atau penjelasan akan konsekuensi yang diperoleh anak jika melakukan kesalahan yang sama.
Perlu diperhatikan, memberikan toleransi yang terlalu longgar dapat menjadi bumerang bagi orang tua. Sikap permisif orang tua akan dimanfaatkan oleh anak untuk memanjakan dirinya kepada orang tua, atau bahkan menginginkan kebebasan tanpa ada aturan yang mengikat. Jika anak sudah demikian, sulit bagi orang tua untuk memperbaiki karakter anak, dan kedisiplinan anak hanya tinggal impian.

aturan aturan dalam keluarga

Rosul tauladan keluarga dan ummat tanpa cela #rumahkusurgaku – diminimalis.com

Pemberian pelajaran terhadap anak sebagai bentuk dari penegakkan aturan merupakan suatu keharusan dan menjadi bagian dari pendidikan anak. Ini juga menuntut orang tua untuk dapat berinteraksi dengan anak, memahami karakternya dan memilihkan bentuk pembelajaran serta cara terbaik untuk melakukan hal itu.

Perlu diingat, bahwa penerapan aturan aturan dalam keluarga termasuk pada anak tetap dalam koridor mendidik, tidak boleh menyakiti secara fisik dan berlebihan. Kita sebagai orang tua juga terlebih dahulu harus mampu menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter baik dan mampu serta layak menjadi tauladan yang baik bagi anak-anak kita. Selamat mencoba. (aa)

admin

Suka membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, hobi menulis yang jarang bisa menulis. Kini sedang membangun investasi dengan ngumpulin konten buat hiburan saat pensiun. :-)

All Post | Website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *