Tiga Modal Membangun Rumah islami

Islami Bukan Sekedar Fisik

Banyak orang beranggapan bahwa rumah dikatakan Islami apabila dibangun dengan model arsitektur Islami. Atau rumah yang dihiasi pernak-pernik bernuansa Islami seperti kaligrafi atau lukisan masjid. Setujukah Anda?

Konsep rumah Islami tidak dipengaruhi oleh bentuk fisik semata. Fisik rumah memang penting, seperti hendaknya kita meninggalkan hiasan atau bangunan yang bernilai kesyirikan atau perbuatan dosa. Namun, bukan sekedar fisik yang menjadi perhatian utama, melainkan faktor nonfisik perlu dikedepankan, yaitu mendesain rumah agar ‘hidup’ dengan landasan ajaran Islam.

Modal Utama Rumah Islami

Membangun rumah Islami merupakan salah satu langkah dalam menegakkan agama Allah. Hal ini sejalan dengan perintah-Nya,

“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka!”

Rumah Islami dibangun dengan pondasi keimanan yang kuat dan lurus dari setiap anggota keluarga. Inilah modal utama sebuah rumah tangga. Hendaknya kita menanamkan nilai-nilai tauhid hingga terasa dalam keseharian dan tertanam dengan kokoh. Rumah Islami bukan dibangun sesaat, tetapi diwujudkan dengan proses yang terus berjalan, hingga kita dimatikan dalam keadaan husnul khatimah.

Setelah pondasi akidah yang kokoh, maka modal kedua adalah kebutuhan akan “tiang dan dinding” yang baik. Tiang dan dinding yang dimaksud adalah berbagai ibadah penghuni rumah.

Ingatkah Anda, Rasulullah sholallohu’alaihiwasallam pernah bersabda,

إِجْعَلُوا مِنْ صَلاَتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ تَتَّخِذُوهَا قُبُوْرًا

“Jadikanlah sebagian shalat kalian di rumah dan janganlah kalian menjadikannya kuburan.”

(HR. Muslim)

jangan jadikan rumah seperti kuburan- rumahku surgaku - diminimalis.com

jangan jadikan rumah seperti kuburan- rumahku surgaku – diminimalis.com

Alangkah indahnya rumah jika anggota keluarga biasa mengerjakan shalat di dalamnya, membaca Al-Qur’an, berdzikir dan berdoa. Rasulullah sholallohu’alaihiwasallam bersabda,

“Perumpamaan rumah yang di dalamnya disebut nama Allah dengan rumah yang tidak disebut nama Allah seperti orang hidup dan orang mati.”

(HR. Muslim)

Modal ketiga adalah menghiasi rumah dengan ‘ornamen’ akhlak karimah. Penghuni rumah Islami selalu menjaga ucapan dan perbuatan, sehingga tidaklah mereka berkata kecuali baik dan benar, dan tidaklah berbuat melainkan yang Allah ridhai. Akhlak yang baik antara sesama anggota keluarga akan melahirkan cinta dan kasih sayang.

Rumah Islami bisa berwujud istana ataupun gubuk. Bila di dalamnya terdapat sikap syukur, sabar, qanaah dan hidup dalam naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka inilah rumah Islami sesungguhnya. Rumah Nabi sholallohu’alaihiwasallam adalah contohnya. Bentuknya sederhana, tetapi penuh dengan aktivitas ketaatan kepada Allah dan saling memberikan sikap terbaiknya terhadap sesama anggota keluarga.  (Baca juga artikel Ada surga di rumah kita.)

Apapun bentuk rumah Anda, mulailah mewujudkan rumah Islami, semoga kebahagiaan selalui menyertai keluarga Diminimalista semua. (aa)

admin

Suka membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, hobi menulis yang jarang bisa menulis. Kini sedang membangun investasi dengan ngumpulin konten buat hiburan saat pensiun. :-)

All Post | Website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *