MEMBERI RUANG BERMAIN UNTUK ANAK KITA

Ruang bermain untuk anak di usia belianya menjadi hak yang sebaiknya kita sadari, karena bermain adalah dunia yang tak bisa dilepaskan dari anak-anak. Pernahkah Anda mendengar sebuah kisah tentang Fir’aun dan Musa kecil? Kisah sederhana namun memiliki makna yang mendalam. Tak ada salahnya, kembali diceritakan kisah tersebut dalam versi kami, dengan tanpa mengurangi esensi dari isi cerita.

MEMBERI RUANG BERMAIN UNTUK ANAK KITA #rumahkusurgaku - diminimalis.com

MEMBERI RUANG BERMAIN UNTUK ANAK KITA #rumahkusurgaku – diminimalis.com

Fir’aun, suatu ketika sedang memangku anak angkatnya yang masih balita, yang bernama Musa. Tiba-tiba Musa kecil menarik jenggot Fir’aun dengan keras. Fir’aun marah besar karena sebagai seorang raja belum ada yang berani terhadapnya, apalagi sampai menarik jenggotnya. Fir’aun menganggap Musa telah melakukan perbuatan yang kurang ajar dan tidak dapat dimaafkan, sehingga ia memutuskan akan menghukum Musa.

Kejadian itu diketahui oleh istri Fir’aun, Asiah, seorang wanita beriman nan bijaksana. Dengan santun ia menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh Musa sekedar perlakuan seorang yang masih kanak-kanak. Musa kecil bukan bermaksud hendak menyakiti atau berbuat kurang ajar, karena naluri anak adalah bermain-main, sehingga tidak tepat jika tindakan Musa dianggap sama dengan tindakan orang dewasa.
Fir’aun tetap tidak mau menerima penjelasan istrinya. Ia memiliki anggapan bahwa “anak adalah orang dewasa kecil”, sehingga tindakan Musa dinilai sebagai perilaku orang dewasa. Dengan pandangan tersebut, maka Fir’aun ingin memberikan hukuman kepada Musa.

Asiah mengemukakan ide kepada suaminya. Ia akan membuktikan bahwa Musa masih balita, dan dunia balita berbeda dengan dunia orang dewasa. Ia menghadirkan dua benda, yaitu makanan dan bara api. Asiah menyuruh Musa kecil memilih salah satu dari kedua benda tersebut. Secara sederhana, anak yang telah dewasa tentu akan memilih makanan daripada bara api. Dengan demikian, jika Musa memilih makanan, maka ia dianggap telah dewasa dan boleh dihukum. Sebaliknya, bila ia memilih bara api, maka ia dianggap masih kecil karena tidak tahu mana yang berbahaya dan yang tidak, sehingga tidak perlu dihukum.

Singkat cerita, Musa kecil memilih bara api. Ia memperhatikan benda tersebut, kemudian berusaha mendekati untuk mengambilnya. Kejadian ini membuat Musa selamat dari hukuman Fir’aun, sekaligus menunjukkan kebenaran pandangan Asiah bahwa perilaku Musa sebagai perilaku kanak-kanak, bukan perilaku orang dewasa. Artinya, anak harus diperlakukan sesuai dengan kondisi anak.

Ruang bermain anak pada usia belia

Kisah Fir’aun dan Musa kecil memiliki banyak pelajaran bagi kita. Sebuah pertanyaan sederhana, mengapa Musa memilih bara api? Setidaknya ada dua jawaban. Pertama, balita memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tidak seperti makanan yang sudah biasa dilihat, bara api merupakan sesuatu yang belum dikenal, sehingga Musa memilihnya karena keingintahuan dirinya terhadap benda yang baru dilihatnya.

Kedua, balita belum mampu membedakan antara sesuatu yang berbahaya dan yang tidak. Ia sedang dalam proses untuk mengetahui keduanya, sehingga cenderung mencoba dan menjelajah. Ia akan belajar secara bertahap bahwa sesuatu itu berbahaya atau tidak, jika ia telah menjumpai sebelumnya.

2 ciri anak-anak #rumahkusurgaku - diminimalis.com

2 ciri anak-anak #rumahkusurgaku – diminimalis.com

Balita memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan orang dewasa. Dunia balita adalah dunia bermain, bersenang-senang dan bersuka cita. Karena itu, dalam memandang dan menyikapi dunia balita, hendaknya dilakukan dengan pendekatan yang tepat, sehingga akan membawa pengaruh yang baik bagi perkembangan anak.

Mendidik balita di dalam rumah juga harus disesuaikan dengan kondisi anak. Jadikan rumah kita sebagai dunia bermain bagi si anak. Hadirkan suasana di dalam rumah di mana anak-anak merasa senang dan nyaman untuk bermain dan bersuka cita. Biarkan mereka mencurahkan ekspresinya dan menikmati kebahagiannya.

Biarkan, dan berikan waktu baginya untuk bermain di rumahnya atau di halaman rumahnya, dengan tetap memperhatikan tingkah polah anak tentunya. Anda juga bisa menata ruang bermain anak di salah satu sudut ruangan rumah Anda. Berikan kesempatan pada anak untuk menikmati dunianya, karena dunia anak adalah dunia bermain. Sesekali, berikan selingan permainan yang bersifat mendidik agar ada manfaat dalam aktivitas anak. (aa)

admin

Suka membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, hobi menulis yang jarang bisa menulis. Kini sedang membangun investasi dengan ngumpulin konten buat hiburan saat pensiun. :-)

All Post | Website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *